Team MSIPPRO Sabet Juara 1 IBCEx 2019

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) yang terdiri dari Annurfitri Febrianti, Zahrotul Firdaus, dan Muhammad Awaludin berhasil menyabet 1st Place kategori waste water treatment di ajang The International Biotechnology Competition and Exhibition (IBCEx) 2019 yang diselenggarakan oleh Bioprocess Engineering Students Society from Faculty of Chemical and Energy Engineering (FCEE) dan diikuti 114 peserta dari berbagai negara yang bertempat di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) pada (5-6/04/2019).

Alat yang bernama MSIPPRO (Monitoring System with Integrated Parameter Program) ini berguna untuk mengukur kualitas air dengan menggunakan dua parameter yakni Ph dan suhu untuk mencegah penyakit WFD (White Faeces Diseases) atau penyakit kotoran putih. Penyakit WFD ini menyebabkan nafsu makan udang menurun, plankton drop dan pakan banyak tersisa. Lalu terlihat kotoran putih mengambang di petakan tambak budidaya. Kualitas air yang buruk akan memicu WFD, MSIPPRO merupakan solusi dalam membantu pencegahan penyakit WFD pada tambak tersebut.

MSIPPRO terdiri dari aplikasi yang terkoneksi dengan smartphone pemilik yang disertai dengan sensor,turbin, dan pompa air yang diletakkan dikolam tambak. Cara kerja MSIPPRO melalui sensor dan akan terhubung pada aplikasi smartphone yang berfungsi merecord perubahan Ph dan suhu berupa grafik dan angka secara real time per detik,sehingga fluktuasi kualitas air perdetik dapat terdeteksi melalui notifikasi aplikasi yang selanjutnya dilakukan penanganan oleh pemilik tambak.

“MSIPPRO dapat diterapkan pada semua jenis tambak tergantung setting pengkodingan sensor yang berbeda. Pada umumnya menggunakan nilai optimum sekitar 28-30˚C. Perawatannya setiap 3 hari sekali sensor harus dikalibrasi dan dibersihkan” jelas Fitti.

MSIPPRO telah memiliki draft paten dan lolos inovasi PKM Dikti hingga ke ajang PIMNAS 2018. Dibawah bimbingan Muhammad Fakhri, S.Pi., M.P. selaku dosen Biokimia Budidaya Perairan FPIK UB ini, MSIPPRO juga telah melalui serangkaian riset dan penerapan pada tambak udang vaname Desa Wedoro, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Kedepan Fitti dan tim merencakan komersialisasi produk MSIPPRO dengan dana investor dan juga dengan mengikuti program BIW (Badan Inkubator Wirausaha). (Vida/Vika)

Mahasiswa FPIK UB Raih Juara Indonesia NEXT 2018

Bimo Aji Nugroho, Mahasiswa Prodi MSP FPIK UB, terpilih dalam jajaran peserta terbaik nasional kompetisi Indonesia NEXT setelah melalui berbagai tahapan seleksi yang melibatkan lebih dari 17.000 peserta dari seluruh Indonesia. Para pemenang tersebut berkesempatan mendapatkan short course di perguruan tinggi dan beberapa perusahaan profesional ternama di Tokyo, Jepang.

Perjuangan keras Bimo diawali dengan mengembangkan ide tentang aplikasi untuk memenuhi kebutuhan pendakian gunung dengan pamanfaatan jaringan kuat telkomsel. Berdasarkan market research yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa pendaki gunung membutuhkan 4 kebutuhan utama yaitu tracking lokasi, info cuaca, komunikasi (chatting), dan info medis. Lalu, pendaki gunung rata-rata merupakan mahasiswa yang dikategorikan millennial yang otomatis sangat erat kaitannya dengan teknologi. Berangkat dari sini, Bimo mencoba membuat UI/UX aplikasi, prototyping dengan aplikasi prott, membuat vouchernya hingga handbook aplikasi, dan aplikasi ini diberi nama T-GIS (Telkomsel GIS).

Dengan adanya T-GIS, diharapkan semua kebutuhan pendaki dapat terpenuhi tanpa adanya alat tambahan atau sudah ringkas terkemas dalam 1 genggaman. Terkait dengan keunggulannya yang pasti terkemas dalam satu aplikasi dimana terdapat fitur utama chatting antar pengguna dan emergency call untuk Tim SAR. Jaringan yang tambatkan bersifat high priority terhadap pendaki dan based on coordinate. Bimo menawarkan 3 pilihan implementasi kepada telkomsel sebagai investor berdasarkan budget investasi yang diinginkan, yaitu low, medium dan high budget yang mana nanti akan diperhitungankan lebih lanjut Return on Investmentnya (ROI).

Ketekunannya dalam mengembangkan produk berbuah manis. Mahasiswa peraih beasiswa bidik misi FPIK ini meraih prestasi tertinggi pada National Qualification Panel kompetisi yang cukup ketat, meliputi berbagai aspek, yaitu kreativitas ide, communication skill, presentation skill termasuk attitude (sikap) dan lain-lain. Untuk penentuan pemenang, penilaian juga diberikan berdasarkan tugas setiap finalis yaitu dengan mengupload 3 feed foto kegiatan per hari dan melakukan instastory minimal 3 story selama kegiatan per hari, lalu dikemas se-kreatif mungkin. Selain itu, terdapat penilaian terhadap like support di IG Indonesia NEXT. Untuk selanjutnya, Bimo akan melakukan short course di Perguruan Tinggi dan Perusahaan ternama yang ada di Tokyo, Jepang. Selain itu, akan ada pertemuan kembali seluruh finalis Indonesia Next 2018 untuk membahas kegiatan di Indonesia Next 2019. Prestasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya menyongsong era revolusi industri ke-4.